Penyakit Cakar Kucing

49 View

Ketika bermain dengan kucing, para pecinta kucing mungkin pernah tidak sengaja tercakar atau mungkin dicakar kucing. Cakar kucing memang hanya meninggalkan luka kucing. Namun, sebaiknya hati-hati karena ada penyakit cakar kucing yang mengintai. 

Penyakit ini seringkali disebut dengan Cat Scratch Disease atau disingkat dengan CSD. Sesuai dengan namanya, penyakit ini berasal dari cakaran kucing. Sebenarnya tidak hanya dari cakaran kucing saja. 

CSD juga bisa menular ke manusia melalui kontak lainnya dengan kucing. Misalnya, melalui gigitan dari kucing bahkan jilatan dari kucing pun memiliki resiko tersebut. Pada orang sehat, sebenarnya penyakit ini bisa sembuh dalam waktu 2-4 minggu. 

Penyebab dari Penyakit Cakar Kucing 

Penyebab dari Penyakit Cakar Kucing 

Penyebab dari penyakit satu ini sebenarnya bukan cakaran atau kontak dengan kucing itu sendiri. Namun, lebih ke infeksi dari sebuah bakteri yang bernama Bartonella henselae. Bakteri ini merupakan jenis yang bisa hidup di cakar dan mulut kucing. 

Pada kasus lain, kutu pada tubuh kucing juga bisa terinfeksi bakteri tersebut. Kemudian, menularkannya juga pada manusia. Kebanyakan bakteri ini, terdapat pada tubuh anak kucing, namun tidak menutup kucing dewasa juga memilikinya. 

Pada kasus jilatan kucing, bakteri baru bisa menginfeksi jika kucing menjilat bagian kulit yang terluka. Penyakit ini hanya menular dari kucing atau kutu kucing ke manusia. Tidak bisa ditularkan dari manusia ke manusia lainnya. 

Baca Juga: lacto b untuk kucing

Peningkatan Risiko Penyakit Cakar Kucing 

Peningkatan Risiko Penyakit Cakar Kucing 

Adanya penyakit ini bukan berarti seseorang lantas tidak boleh atau dilarang memelihara kucing. Namun, ada beberapa hal yang menyebabkan kondisi tertular penyakit ini lebih besar dan lebih berbahaya. 

Seseorang bisa memiliki kemungkinan lebih besar untuk terkena CSD jika:

  • Memelihara kucing kecil yang masih aktif bermain. 
  • Tidak segera membersihkan luka yang disebabkan gigitan atau luka dari kucing. 
  • Tidak memperhatikan kebersihan kucing dan membasmi kutu kucing. 
  • Membiarkan luka yang terbuka dijilat oleh lidah kucing. 
  • Memiliki penyakit bawaan yang melemahkan daya tahan tubuh misalnya saja kanker, diabetes, dan HIV/AIDS. 
  • Sedang dalam kondisi hamil. 
  • Sedang menjalani proses kesehatan dan transplantasi organ. 
BACA JUGA:  Cara Mengatasi Kucing agar Tidak Hamil

Untuk meminimalisir kemungkinan dan resiko terkena penyakit cakar kucing. Lebih baik untuk menghindari kondisi-kondisi tertentu yang sudah disebutkan di atas. Terutama, jika memang sudah memelihara kucing. 

Gejala CSD atau Penyakit Cakar Kucing 

Gejala CSD atau Penyakit Cakar Kucing 

Untuk gejala pada kucing yang terinfeksi oleh bakteri Bartonella henselae tidak memiliki gejala tertentu. Malah, kucing akan terlihat sehat dan tidak jatuh sakit. Namun, bakteri tetap bisa bertahan di tubuh kucing selama beberapa bulan. 

Tidak heran, jika sulit untuk mengetahui apakah kucing sudah terinfeksi dengan bakteri ini atau belum. Gejala malah akan muncul pada manusia yang melakukan kontak. Adapun gejala awal yang muncul antara lain: 

  • Badan terasa pegal-pegal. 
  • Sakit pada bagian kepala. 
  • Kelelahan pada tubuh. 
  • Pembengkakan pada area gigitan dan cakaran di kelenjar getah bening. 
  • Benjolan atau luka parah di area gigitan cakaran. 
  • Mengalami demam ringan. 

Gejala ini biasanya baru muncul 3 sampai dengan 10 hari setelah terkena cakaran. Selain itu, pada waktu yang lebih lanjut akan muncul gejala lanjutan seperti di bawah ini: 

  • Sakit pada bagian tenggorokan. 
  • Berat badan menurun drastis. 
  • Selera makan hilang. 

Pada kondisi yang sudah parah, di mana luka tidak mendapatkan penanganan pertama maka akan muncul gejala:

  • Sakit punggung. 
  • Nyeri pada bagian sendir. 
  • Ruam pada kulit. 
  • Nyeri perut. 
  • Demam yang sulit turun. 

Artikel Lain: cara merawat kucing kampung

Komplikasi Lebih Lanjut dari Penyakit Cakar Kucing 

Komplikasi Lebih Lanjut dari Penyakit Cakar Kucing 

Sebenarnya CSD bukan kategori penyakit yang sangat berbahaya. Namun, bukan berarti kondisinya tidak bisa bertambah parah. Pada kasus yang sangat jarang terjadi, komplikasi bisa ditimbulkan dari infeksi CSD yang berkelanjutan. 

Bahkan, bisa menyebabkan komplikasi yang sangat serius. Terutama, pada orang yang kondisi dan daya tahan tubuhnya dari awal sudah lemah. Komplikasi yang mungkin saja terjadi adalah: 

  • Endokarditis atau peradangan pada katup jantung. 
  • Hepatosplenomegali atau pembengkakan hati dan limpa. 
  • Sindrom Parinaud Oculoglandular. 
  • Kerusakan pada saraf dan retina mata. 
  • Radang Otak. 
  • Osteomielitis. 

Karena itu, pada gejala awal lebih baik untuk langsung dilakukan penanganan. Terutama, pada orang yang kondisi tubuhnya memang berdaya tahan tubuh yang lemah. 

BACA JUGA:  Makanan Untuk Anak Kucing

Pengobatan Terhadap Penyakit Cakar Kucing 

Komplikasi Lebih Lanjut dari Penyakit Cakar Kucing 

Seperti yang disebutkan sebelumnya, dengan daya tahan tubuh yang baik. Sebenarnya seseorang bisa sembuh dari penyakit ini dalam waktu 2 sampai 4 minggu saja. Namun, lebih baik untuk diberikan pengobatan lebih lanjut. 

Seperti memberikan obat anti nyeri sejenis ibuprofen agar rasa sakit berkurang. Pada pasien yang mungkin daya tahan tubuhnya kurang kuat. Diberikan obat seperti antibiotik yang mengatasi bakteri dan penyebaran infeksi. 

Perawatan pada area yang terkena cakaran dan gigitan adalah hal yang sangat penting. Luka harus segera dibersihkan dan juga sering dikompres. Hal ini untuk mengurangi pembengkakan. 

Pada kasus yang sangat jarang, dokter akan melakukan operasi kecil. Tujuannya untuk mengeluarkan cairan di dalam pembengkakan. Hal ini dilakukan apabila pembengkakan semakin parah sampai ke tahap sangat sakit dan sulit untuk kempes. 

Selain itu, biasanya dokter perlu melakukan diagnosis lebih lanjut untuk memastikan tingkat infeksi penyakit ini. Beberapa tes yang akan dilakukan sebagai berikut: 

  • Biopsi Kelenjar Getah Bening untuk identifikasi bakteri yang sudah masuk ke kelenjar getah bening. 
  • Tes Darah untuk mendeteksi apakah ada cukup antibodi untuk mempertahankan tubuh dari infeksi. 
  • Tes polymerase chain reaction atau PCR untuk memastikan apakah bakteri sudah masuk ke dalam darah. 

Artikel Terkait: Kenali Penyakit Kulit Pada Kucing

Kapan Seseorang Perlu ke Dokter Karena Penyakit Ini?

Kapan Seseorang Perlu ke Dokter Karena Penyakit Ini?

Seseorang yang terkena gigitan, jilatan, atau cakaran kucing tidak perlu langsung ke dokter. Setelah luka dibersihkan, bisa ditunggu beberapa hari apakah ada gejala yang muncul atau tidak. 

Karena ada kemungkinan luka atau gigitan tidak terinfeksi oleh bakteri yang menyebabkan penyakit ini. Jika daya tahan tubuh cukup baik, maka walaupun muncul gejala awal pasti akan reda dalam rentang waktu 2 sampai 4 minggu. 

Namun, jika dalam rentang waktu tersebut gejala terus bertambah parah dan tidak mengarah ke kondisi yang lebih baik. Maka, segera kunjungi dan periksakan diri ke dokter untuk melakukan pemeriksaan yang lebih lengkap. 

Pada kasus seseorang yang memiliki imun tubuh rendah dan lemah. Seperti pada penderita HIV/AIDS, jika terkena gigitan atau cakaran dari kucing lebih baik segera periksa diri ke dokter begitu luka selesai dibersihkan. 

BACA JUGA:  Cara Memelihara Kucing Persia

Karena gejala dari penyakit ini sangat berbahaya pada orang yang imun tubuhnya lemah. Bahkan, bisa terjadi komplikasi lebih lanjut jika tidak segera dilakukan pencegahan. Karena itu, langkah untuk ke dokter atau tidak bergantung pada kondisi pasien. 

Jika imun tubuh baik, maka bisa melakukan perawatan mandiri dulu. Jika imun tubuh lemah, langsung periksakan ke dokter. Dengan begitu, penyakit cakar kucing yang seharusnya mudah diatasi tidak menjadi masalah yang semakin besar. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.